Sabtu, 19 Oktober 2013

Sejarah Singkat
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah wilayah tertua kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian Indonesia. Provinsi ini juga memiliki status istimewa atau otonomi khusus. Status ini merupakan sebuah warisan dari zaman sebelum kemerdekaan. Kesultanan Yogyakarta dan juga Kadipaten Paku Alaman, sebagai cikal bakal atau asal usul DIY, memiliki status sebagai “Kerajaan vasal/Negara bagian/Dependent state” dalam pemerintahan penjajahan mulai dari VOC , Hindia Perancis (Republik Bataav Belanda-Perancis), India Timur/EIC (Kerajaan Inggris), Hindia Belanda (Kerajaan Nederland), dan terakhir Tentara Angkatan Darat XVI Jepang (Kekaisaran Jepang). Oleh Belanda status tersebut disebut sebagai Zelfbestuurende Lanschappen dan oleh Jepang disebut dengan Koti/Kooti. Status ini membawa konsekuensi hukum dan politik berupa kewenangan untuk mengatur dan mengurus wilayah [negaranya] sendiri di bawah pengawasan pemerintah penjajahan tentunya. Status ini pula yang kemudian juga diakui dan diberi payung hukum oleh Bapak Pendiri Bangsa Indonesia Soekarno yang duduk dalam BPUPKI dan PPKI sebagai sebuah daerah bukan lagi sebagai sebuah negara.


Kamis, 17 Oktober 2013

Untuk Mengisi bacaan ada satu buah cerpen yag saya buat :
Kurban Idul Adha
            Badrun adalah seorang petani miskin yang hidup di sebuah desa kecil.Dia tinggal di sebuah rumah kecil bersama istri dan anak putra satu satunya yang bernama Udin.Udin terpaksa tidak bisa melanjutkan  pendidikannya lagi  di SMP,karena Badrun tidak mempunyai cukup biaya.Mereka adalah keluarga yang patuh akan beragama.Badrun setiap hari hanya bercocok tanam di kebun milik tetangganya.Penghasilannya tidak menentu tiap harinya.Tetapi Ia selalu menyisihkan seribu rupiah setiap harinya.Ia hari harinya selalu dibatu oleh aak kesayanga satu satunya pak Badrun.
            Suatu hari Udin mengikuti lomba mata pelajaran di kelurahannya.Dan secara mengejutkan Udin meraih Juara I di lomba tersebut.Lalu,Udin pun akhirnya mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.Beasiswa tersebut menyataka bahwa udin dapat bersekolah dengan gratis dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.Tentunya hal itu sangat membahagiakan hati pak badru bersama istrinya.
            Pak Udin sekarang menjalani pekerjaanya tanpa dibantu oleh siapapun.Ia pun terus bekerja sampai sore untuk menghidupi seorang Istri dan satu anaknya.Ia pun sering merasakan pegal di sekujur tubuhnya tetapi itu tidak dianggap suatu hal yang berarti untuk terus berusaha menafkahi keluarganya.
            Tetapi pekerjaan itu bukanlah hal yang pasti karena menggarap lahan tersebut merupakan suruhan dari orang lain.Sedangkan suatu hari pak Badrun ia tidak memiliki pekerjaan .Ia mmempunyai pekerjaan yang lainnya,ia mencari telur semut untuuk dijual kepada penjual makanan burung.Walaupun penghasilanya tidak seberapa,namun ia tetap mensyukuri apa yang tuhan berika kepadanya.
            Lalu pada suatu hari pak Badrun berangan angan bahwa ia ingin mengurbankan 1 ekor kambing dalam rangka hari raya idul adha.Tetapi ia pun berbicara didalam hatinya “Apa mungkin saya bisa mengurbankan seekor hewan kurban pada saat idul adha? ah sepertinya tidak mungkin” Ia berkata di dalam hatinya. Ia pun berusaha keras untuk mewujudkan cita citanya itu denga cara  jika ada uang sisa ia selalu menabung di celengan ayam jago yang terdapat di kamarnya.
            Tak terasa Udin telah lulus dari sekolah SMP-ya dan tanpa diduga duga Udin kembali mendapatkan beasiswa karena ia berhasil meraih Ranking 1 dalam Ujian Nasional.Tetapi Udin berpikir piker karena sekolah SMA nya berada di Jakarta ia tak tega meninggalkan ayah dan Ibunya yang telah berjuang keras untuk kehidupanya

            Keesokan harinya Udin pun berangkat ke Jakarta untuk menempuh pendidikannya di jenjang SMA.Keberangkatan Udin pun diwarnai dengan keharuan,Udin pun berpamitan pada Bapak dan Ibunya “Bu,Pak,Udin berangkat dulu ya” kata udin “Iya nak,sekolah yang pintar ya jaga dirimu” kata Istri pak Badrun “Iya bu,ibu dan bapak juga jaga diri ya Bu,Pak” Mereka pun melambaikan tangan kepada Badrun.
            Pak Badrun melanjutkan keseharianya seperti biasa.ia juga hidup cukup bahagia bersama Istrinya walaupun penghasilan pak Badrun boleh dikatakan “mepet”.
            Hampir setiap minggu Pak Badrun menerima kiriman surat dari anaknya menanyakan kabar dari Pak Badrun dan istrinya pak Badrun pun merasa bangga mempunyai anak seperti Udin.
            Tidak terasa sudah 3 tahun berlalu,Udin pun bangga karena ia telah menamatkan sekolah nya dan ia pun kembali ke desa untuk menemui ayah dan ibunya.Setelah sampai disana ayah da ibunya pun terkejut “Udin inikah kamu,Kamu sekarang sudah besar ya tingginya pun melebihi Bapak”kata Pak Badrun sambil bergurau,mereka bercanda tawa lalu mereka mendengarkan pengalaman pengalaman Udin selama di Jakarta.
            Mereka pun larut dalam kesenangan Istri Pak Badrun pun menyambut dengan makanan kesukaan Udin.Udin pun kembali bekerja bersama ayahnya yang usianya sudah seemakin tua di ladang.Pak Udin pun sering kali merasaka sakit yagng luar biasa di sekujur tubuhnya karena memang usia pak Badrun yang menginjak angka 60 tahuun
            Idul Adha sudah dekat Pak badrun memecahkan celengannya untuk diambil uangnya .Lalu pak Badrun menghitung uang dan terkumpul Rp.1.500.000,00.Dengan perasaan senang pak Badrun pun segera menemui peternak kambing dan terjadi percakapan di antara mereka Penjual kambing itu bernama Pak Karsimen.”Pak,Berapa harga kambing anda?”,Tanya pak Badrun “1.600.000 pak” kata Karsimen.”Pak Badrun pun berusaha menawar harga kambing tersebut” dan akhirnya dengan elakukan perdebatan yang sangat panjang akhirnya Pak Karsimen memberikan kambing itu seharga  1.500.000
            Pak Badrun membawa pulang kambing itu dan memberi makan kepada kambing ituu setiap hari dan merawat kambing itu dengan penuh kasih sayang.Kurang satu hari Idul Adha Pak Badrun memberikan kambing tersebut kepada masjid untuk disedekahkan.
            Esoknya Pak Badrun bersama keluarganya mengadakan sholat Ied bersama di masjid tersebut lalu  kambing Pak Badrun segera disembelih dan membagi bagikan daging kambing kepada para warga disekitar desa tersebut.
            Akhirnya usaha Pak Badrun selama Hampir 7 Tahun akhirnya membuat cita cita pak Badrun tercapai.Pak Badrun merasa senang dan keluarganya.
            Ternyata Tuhan menjawab semua perjuangan Pak Badrun. Pak Badrun mendapatkan Lotere dengan jumlah yang sangat besar. Tentu saja pak Badrun merasa senang Ia pun membeli rumah yang bagus di Jakarta dan mendirikan usaha yang sangat besar di Jakarta di bidang pertanian yang mengolah bahan bahan hasil pertanian menjadi bahan makanan yang dapat dimanfaatkan. Pak Badrun sangat bersyuukur karena kehidupan Ia telah berubah 180 derajat.
            Ternya walaupun keadaan seperti itu Pak Badrun dan keluarganya pun tidak lupa beribadah tiap waktu waktu yang. Perusahaan mereka pun berjalan sangat pesat.
            Udin pun kembali meneruskan pendidikanya di Universitas dan mengambil jurusan di bidang pertanian. Udin pun kembali lulus dengan predikat “Kumlot” atau lulusan terbaik
            Pak Badrun semaki menua dan akhirnya perusahaan itu pu diambil alih oleh Udin yang bergelar Sarjana itu.Perusahaan Itu semakin besar dan berkembang sampai Luar pulau jawa bahkan luar negeri.
            Dan  ada satu hal yang menarik bahwa hampir setiap tahun saat Idul adha Keluarga Pak Badrun menyumbang 5 Ekor sapi di masjid terdekat.Dan setiap saat membanttu orang yang tidak mampu dan juga Panti asuhan yang membutuhkan uluran tangan mereka.

Maaf blog ini sedang dalam proses sehigga belum ada isinya
Selamat datang di blog saya semoga blog ini bermanfaat